MERDEKA.COM. Badan SAR Nasional akan menindaklanjuti pengakuan nelayan
yang melihat jatuhnya pesawat bersamaan dengan hilangnya Malaysia
Airlines MH370 di perairan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi
Aceh. Penyelidikan akan dilakukan setelah adanya analisa dan investigasi
akurat dari pihak terkait.
"Kalau memang sudah ada analisa dan investigasi akurat pihak berwenang tentang kebenaran informasi bahwa ada dugaan pesawat MAS jatuh di perairan Peureulak, maka kita siap bergerak untuk melakukan pencarian," kata Kepala Basarnas Aceh Budi Cahyadi di Banda Aceh, seperti dilansir Antara, Selasa (18/3).
"Kalau memang sudah ada analisa dan investigasi akurat pihak berwenang tentang kebenaran informasi bahwa ada dugaan pesawat MAS jatuh di perairan Peureulak, maka kita siap bergerak untuk melakukan pencarian," kata Kepala Basarnas Aceh Budi Cahyadi di Banda Aceh, seperti dilansir Antara, Selasa (18/3).
Sebelumnya,
tiga nelayan asal Aceh Timur dan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara
melihat pesawat jatuh di perairan Kabupaten Aceh Timur, Sabtu (8/3).
Namun, para nelayan itu tidak bisa memastikan apa jenis pesawat yang
nahas itu.
"Pesawat itu jatuh siang hari, lokasi jatuhnya tak jauh dari tempat mereka memancing. Mereka yakin bahwa yang jatuh itu adalah pesawat terbang, bukan benda lain," ujar Panglima Laot Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, Amir Yusuf.
Sementara itu, sekelompok nelayan di Kabupaten Langkat mengaku telah melihat sebuah pesawat yang jatuh di laut yang diduga adalah pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH370.
Awalnya, nelayan tersebut tidak mengetahui tentang adanya pesawat yang jatuh. Setelah kembali ke daratan usai melaut, mereka baru mengetahui bahwa pesawat Malaysia Airlines (MAS) yang hilang.
Salah satu nelayan, Hendra menerangkan, pada 9 Maret 2014 pukul 11.28 WIB, mereka melihat sebuah pesawat berwarna putih melintas di udara.
"Pesawat tersebut kemudian berputar-putar semakin rendah. Pada putaran kedua, pesawat mengeluarkan asap di bagian kanan belakang dan terbang dalam kondisi miring ke kiri. Sesaat kemudian, pesawat semakin merendah dan hilang dari pandangan," jelasnya.
Para nelayan itu mencatat lokasi titik koordinat GPS tempat mereka melihat pesawat tersebut yakni koordinat 5 derajat titik 21 derajat titik 943 utara dan 98 titik, 18 titik, 613 east.
Saat ini, Basarnas telah menghentikan sementara pencarian sementara pesawat MAS MH370 di kawasan perairan laut Selat Malaka dan Samudera Hindia, setelah selama tujuh hari sejak 11 Maret 2014.
"Untuk sementara pencarian pesawat MAS MH370 kami hentikan, sambil menunggu petunjuk selanjutnya dari Basarnas Pusat dan Pemerintah Malaysia," kata Budi Cahyadi.
"Pesawat itu jatuh siang hari, lokasi jatuhnya tak jauh dari tempat mereka memancing. Mereka yakin bahwa yang jatuh itu adalah pesawat terbang, bukan benda lain," ujar Panglima Laot Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, Amir Yusuf.
Sementara itu, sekelompok nelayan di Kabupaten Langkat mengaku telah melihat sebuah pesawat yang jatuh di laut yang diduga adalah pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH370.
Awalnya, nelayan tersebut tidak mengetahui tentang adanya pesawat yang jatuh. Setelah kembali ke daratan usai melaut, mereka baru mengetahui bahwa pesawat Malaysia Airlines (MAS) yang hilang.
Salah satu nelayan, Hendra menerangkan, pada 9 Maret 2014 pukul 11.28 WIB, mereka melihat sebuah pesawat berwarna putih melintas di udara.
"Pesawat tersebut kemudian berputar-putar semakin rendah. Pada putaran kedua, pesawat mengeluarkan asap di bagian kanan belakang dan terbang dalam kondisi miring ke kiri. Sesaat kemudian, pesawat semakin merendah dan hilang dari pandangan," jelasnya.
Para nelayan itu mencatat lokasi titik koordinat GPS tempat mereka melihat pesawat tersebut yakni koordinat 5 derajat titik 21 derajat titik 943 utara dan 98 titik, 18 titik, 613 east.
Saat ini, Basarnas telah menghentikan sementara pencarian sementara pesawat MAS MH370 di kawasan perairan laut Selat Malaka dan Samudera Hindia, setelah selama tujuh hari sejak 11 Maret 2014.
"Untuk sementara pencarian pesawat MAS MH370 kami hentikan, sambil menunggu petunjuk selanjutnya dari Basarnas Pusat dan Pemerintah Malaysia," kata Budi Cahyadi.
0 komentar:
Posting Komentar